Tingkat Fahaman & Dapatkan Maklumat Agama Dengan!!

Monday, March 30, 2009

KITAB: RIYADUS SHALIHIN - Jilid-2-Bab Istighfar

KITAB ISTIGHFAR

Bab 371:

Mohon Pengampunan

Bab 372:

Uraian Perihal Apa-apa Yang Disediakan Oleh Allah Ta'ala Untuk Kaum Mukminin Di Dalam Syurga



Bab 371

Kitab Istighfar Mohon Pengampunan

Allah Ta'ala berfirman:

"Dan mohonlah pengampunan - kepada Allah – karena dosamu." (Muhammad: 19)

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Dan mohonlah pengampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (an-Nisa': 106)

Allah Ta'ala juga berfirman: "Maka mahasucikanlah dengan mengucapkan puji-pujian kepada Tuhanmu dan mohonlah pengampunan kepadaNya, sesung-guhnya Tuhan itu adalah Maha Penerima taubat." (an-Nashr: 3)

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Bagi orang-orang yang bertaqwa adalah beberapa syurga di sisi Tuhan mereka yang di bawahnya itu mengalirlah beberapa sungai," sampai pada firmanNya: "Dan orang-orang yang memohonkan pengampunan di waktu pagi." (ali-lmran: 15)

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan atau menganiaya dirinya sendiri, kemudian memohonkan pengampunan kepada Allah, maka ia akan mendapatkan Allah itu adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (an-Nisa': 110)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Tidaklah Allah itu akan menyiksa mereka, selagi engkau -Muhammad - masih ada di kalangan mereka. Allah juga tidak akan menyiksa mereka, selagi mereka itu masih suka memohonkan pengampunan." (al-Anfal: 13)

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Dan orang-orang yang apabila melakukan kejahatan atau mengianiaya dirinya sendiri, mereka lalu ingat kepada Allah, kemudian memohonkan pengampunan karena dosa-dosa mereka itu. Siapakah lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa itu selain Allah? Dan mereka tidak terus-menerus mengulangi perbuatan yang jahat itu, sedang mereka mengetahui."' (ali-lmran: 135)

Ayat-ayat dalam bab ini banyak, lagi pula dapat dimaklumi.


1866. Dari al-Aghar al-Muzani r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya saja, niscayalah diterangi dengan cahaya dalam hatiku dan sesungguhnya saya itu niscayalah beristighfar - yakni memohonkan pengampunan kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari." (Riwayat Muslim)


1867. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Demi Allah, sesungguhnya saya ini niscayalah beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepadaNya dalam seharinya lebih dari tujuhpuluh kali." (Riwayat Bukhari)


1868. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, jikalau engkau semua tidak melakukan apa-apa yang berdosa niscayalah Allah Ta'ala melenyapkan engkau semua dan niscayalah akan mendatangkan lagi sesuatu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka itu beristighfar kepada Allah, kemudian Allah memberikan pengampunan kepada mereka itu." (Riwayat Muslim)


1869. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita
semua pernah menghitung Rasulullah s.a.w. dalam sekali majlis mengucapkan istighfar sebanyak seratus kali, yaitu: Rabbighfir li wa tub 'alayya, innaka antat tawwabur rahim."

Artinya: Ya Tuhan, ampunilah saya serta terimalah taubat saya, sesungguhnya Engkau adalah Maha Penerima taubat lagi Penyayang.

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.


1870. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang tetap secara langsung beristighfar kepada Allah, maka Allah menjadikan untuknya suatu jalan keluar dari setiap kesempitan - atau kesukaran - yang ditemuinya, juga diberi kelapangan dari setiap kesusahan yang dirasakannya, serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak pernah dikira-kira olehnya." (Riwayat Abu Dawud)

1871. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang mengucapkan: Astaghfirullahal-ladzi lailaha illa huwal hayyal qayyuma wa atubu ilaih - artinya: Saya beristighfar kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri dan saya bertaubat kepadaNya, maka diampunkanlah semua dosanya sekalipun ia benar-benar pernah melarikan diri dari barisan yang sedang berperang."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud, Termidzi dan Hakim dan Hakim berkata bahwa ini adalah Hadis menurut syarat Imam-imam Bukhari dan Muslim.


1872. Dari Syaddad bin Aus r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Penghulu semua bacaan istighfar itu ialah apabila seseorang hamba mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku. Saya menetapi perjanjian dan ketentuan yang saya ikrarkan kepadaMu - yakni berupa kebaktian, keimanan dan keikhlasan, sedapat yang saya lakukan. Saya mohon perlindungan kepadaMu daripada keburukannya apa yang saya lakukan. Saya mengakui akan kenikmatan yang Engkau limpahkan pada diriku dan saya mengakui pula akan dosaku. Maka dari itu, berilah pengampunan padaku, karena sesungguhnya saja tidak ada yang dapat mengampuni semua dosa kecuali Engkau sendiri. Barangsiapa yang mengucapkan istighfar di atas itu pada waktu siang dengan penuh kepercayaan akan isi kandungannya, kemudian meninggal dunia pada harinya itu sebelum sore harinya, maka ia adalah termasuk golongan ahli syurga. Selanjutnya barangsiapa yang mengucapkannya di waktu malam dan ia mempunyai kepercayaan penuh akan isi kandungannya, lalu meninggal dunia sebelum pagi harinya, maka ia adalah termasuk golongan ahli syurga." (Riwayat Bukhari)

Abu-u dengan ba' yang didhammahkan, kemudian waw dan hamzah mamdudah, artinya ialah mengikrarkan serta mengakui.


1873. Dari Tsauban r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila selesai dari shalatnya lalu beristighfar kepada Allah tiga kali dan selanjutnya mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Maha Menyelamatkan, daripadaMulah datangnya keselamatan. Maha Suci Engkau, hai Zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan."
Kepada al-Auza'i yaitu salah seorang yang meriwayatkan Hadis ini, ditanyakan: "Bagaimanakah ucapan istighfar itu?" la menjawab: "Yaitu mengucapkan Astaghfirullah, astaghfirullah.
(Riwayat Muslim)

1874. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w.
itu memperbanyak ucapannya sebelum wafatnya, yaitu - yang artinya: "Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya. Saya beristighfar kepada Allah serta bertaubat kepadaNya. (Muttafaq ‘alaih)


1875. Dari Anas r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda:

"Allah Ta'ala berfirman - dalam Hadis qudsi: "Hai anak Adam -yakni manusia, sesungguhnya engkau itu, selama masih suka berdoa dan berharap kepadaKu, pastilah Aku mengampuni engkau semua atas dosa apa saja yang ada pada dirimu dan Aku tidak memperdulikan banyaknya. Hai anak Adam, jikalau dosa-dosamu itu sampai mencapai mega di langit, kemudian engkau beristighfar kepadaKu pastilah Aku mengampuni engkau dan Aku tidak mem-perdulikan banyaknya. Hai anak Adam, sesungguhnya engkau itu, jikalau datang kepadaKu dengan membawa berbagai kesalahan hampir sepenuh isi bumi, kemudian engkau menemui Aku, asalkan engkau tidak menyekutukan sesuatu dengan Aku, niscayalah Aku akan datang kepadamu dengan pengampunan hampir sepenuh isi bumi itu pula."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. 'Ananus sama' dengan fathahnya 'ain, ada yang mengatakan artinya itu ialah mega atau awan, juga ada yang mengatakan, artinya ialah apa-apa yang tampak padamu dari mega itu Qurabul ardhi dengan dhammahnya qaf, ada yang meriwayatkan dengan kasrahnya qaf, tetapi dengan dhammah adalah lebih tersohor, artinya ialah apa-apa yang hampir memenuhi bumi


1876. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda:

"Hai semua golongan kaum wanita, bersedekahlah engkau semua dan perbanyakkanlah beristighfar, sebab sesungguhnya saya melihat bahwa engkau semua itu adalah sebanyak-banyaknya ahli neraka."

Kemudian ada seorang wanita dari yang hadhir di waktu itu berkata: "Mengapa kita kaum wanita merupakan jumlah terbanyak dari para ahli neraka?" Beliau s.a.w. menjawab: "Engkau semua itu suka memperbanyakkan melaknat serta menutupi kebaikan suami. Saya tidak melihat orang-orang yang kurang akal dan agamanya di kalangan makhluk yang berakal yang lebih ghalib - yakni lebih banyak - daripada engkau semua itu."

Wanita tadi berkata lagi: "Apakah kekurangan akal dan agama kita?" Beliau s.a.w. menjawab: "Persaksian dua orang perempuan adalah sama nilainya dengan persaksian seorang lelaki - inilah satu tanda kekurangan akalnya - dan pula wanita itu diam berhari-hari tanpa melakukan shalat - sebab haidh, nifas dan sebagainya dan inilah tanda kekurangan agamanya." (Riwayat Muslim)


Bab 372

Uraian Perihal Apa-apa Yang Disediakan Oleh Allah Ta'ala Untuk Kaum Mukminin Di Dalam Syurga

Allah Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa akan berdiam di dalam beberapa syurga yang di tengahnya ada beberapa mata air yang memancar.

Masuklah engkau semua ke dalamnya dengan selamat serta aman sentosa.

Dan Kami hilangkan rasa kedengkian yang ada di dalam hati mereka, sehingga mereka menjadi sebagai saudaran-saudara, saling berhadap-hadapan di atas ranjang.

Mereka tidak pernah disentuh oleh keletihan dalam syurga itu dan mereka tidak akan dikeluarkan dari sana." (al-Hijr: 45-48)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Hai hamba-hambaKu, pada hari ini engkau semua tidak perlu merasa takut dan tidak perlu pula berhati susah.

Yaitu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka adalah pemeluk-pemeluk Agama Islam.

Masuklah engkau semua dalam syurga, juga isteri-isterimu dengan perasaan gembira.

Kepada mereka diedarkanlah piring-piring dari emas, demikian pula gelas-gelasnya. Di situ terdapatlah semua yang diinginkan oleh jiwa dan yang sedap dipandang mata dan engkau semua kekal di dalamnya.

Itulah syurga yang diwariskan kepadamu semua dengan sebab amalan kebaikan yang telah engkau semua lakukan.

Di situ engkau semua akan memperoleh buah-buahan yang banyak sekali, sebagian daripada buah-buahan itu engkau semua akan memakannya." (az-Zukhruf: 68-73)

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu akan berdiam di tempat yang aman sentosa - yakni syurga. Mereka mengenakan sutera halus dan sutera berkembang, sambil duduk berhadap-hadapan. Demikianlah hal-ihwal para ahli syurga itu. Mereka juga Kami kawinkan dengan bidadari-bidadari yang jelita matanya. Di situ mereka dapat meminta segala macam buah-buahan dengan aman dan sentosa. Di situ mereka tidak akan merasakan kematian lagi, selain kematian yang pertama - ketika di dunia dulu. Allah melindungi mereka dari siksa neraka jahim. Sebagai karunia dari Tuhanmu. Yang sedemikian itu adalah suatu kebahagiaan yang agung sekali." (ad-Dukhan: 51-57)

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebaktian - kepada Allah - Itu niscayalah memperoleh kenikmatan.

Di atas sofa mereka memandang.

Engkau dapat mengenal cahaya kenikmatan tadi pada wajah-wajah mereka.

Mereka diberi minum dari minuman yang ditutup rapat.

Tutupnya adalah minyak kasturi dan untuk memperoleh itu hendaklah berlomba-lomba orang-orang yang mau berlomba-lomba.

Adapun campurannya adalah dari tasnim.

Yaitu merupakan sebuah mata air yang dengan minuman inilah orang-orang yang dekat - kepada Allah - akan dapat meminumnya." (al-Muthaffifin: 22-28)

Ayat dalam bab ini masih banyak lagi dan dapat dimaklumi.


1877. Dari Jabir r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Dalam syurga itu para ahli syurga sama makan dan minum, tetapi mereka itu tidak membuang air besar, tidak beringus dan tidak pula membuang air kecil, tetapi makanan yang sedemikian itu dapat pula keluar serdawa dan sebagaimana keringat yang keluar dari tubuhnya itu adalah berbau minyak kasturi. Mereka diilhami untuk terus bertasbih serta bertakbir - kepada Allah - sebagaimana juga dikaruniainya pernafasan tanpa kesukaran dalam kesemuanya itu." (Riwayat Muslim)


1878. Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Allah Ta'ala berfirman - dalam Hadis Qudsi: "Aku menyediakan untuk hamba-hambaKu yang shalih pahala yang tidak pernah ada mata melihatnya, tidak pernah ada telinga mendengarnya, juga tidak ada lintasan dalam hati seseorang manusiapun. Bacalah olehmu semua sekehendakmu - ayat yang artinya: "Maka tiada seorang-pun yang dapat mengetahui pahala yang disembunyikan untuk mereka yang berupa apa-apa yang menyenangkan mata." (as-Sajdah:17) (Muttafaq'alaih)


1879. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Pertama kali kelompok yang memasuki syurga itu adalah bagaikan rupa bulan purnama - yakni ketika tanggal empatbelas -kemudian orang-orang yang masuk di belakang mereka itu adalah sebagai bintang di langit yang terterang cahayanya. Mereka itu di dalam syurga tidak akan mengeluarkan kotoran, kecil atau besar juga tidak pernah berludah dan beringus. Sisirnya adalah terbuat dari emas sedang keringatnya adalah bagaikan minyak kasturi dan perapiannya adalah aluwwah yaitu kayu harum. Isteri-isteri mereka adalah bidadari-bidadari yang jelita matanya. Mereka itu dititahkan sebagai seorang lelaki yang sama, sebagaimana rupa ayah mereka yakni Nabi Adam, tingginya ada enampuluh hasta ke langit - yakni ke atasnya." (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Imam-imam Bukhari dan Muslim disebutkan

pula:

"Di dalam syurga wadah-wadah yang dipergunakan oleh mereka - yakni para ahli syurga - adalah terbuat dari emas, keringat mereka adalah bagaikan minyak kasturi. Tiap seseorang dari semua ahli syurga itu mempunyai dua orang isteri yang sumsum betisnya itu dapat dilihat dari balik daging karena indahnya, tiada perbedaan antara para ahli syurga itu dan tiada pula rasa saling benci-membenci. Hati mereka adalah bagaikan hati satu orang lelaki. Mereka sama memaha-sucikan Allah pada waktu pagi dan sore."

Sabdanya: 'ala khalqi rajulin, oleh sebagian alim-ulama diriwayatkan dengan fathahnyakha'dan sukunnya lam - lalu berbunyi khalqi, artinya kejadian atau bentuk rupa - dan sebagian mereka meriwayatkan dengan dhammahnya kha' dan lam - lalu berbunyi khuluqi, artinya budipekerti - dan keduanya itu benar semua.


1880. Dari al-Mughirah bin Syu'bah dari Rasulullah s.a.w. sabdanya:

"Musa bertanya kepada Tuhannya: "Bagaimanakah serendah-rendah tingkat ahli syurga itu?" Allah berfirman: "Yaitu seorang lelaki yang datang sesudah para ahli syurga dimasukkan dalam syurga. Kepadanya dikatakan: "Masuklah ke dalam syurga!" Orang itu berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat masuk, sedang orang-orang sudah sama menempati kediamannya sendiri-sendiri dan mereka telah pula mengambil bagian yang ditentukan untuk mereka ambil - yang berupa kenikmatan-kenikmatan yang bermacam-macam." Kepadanya dikatakan lagi: "Adakah engkau ridha kalau untukmu diberikan bagian seperti kerajaan seseorang raja dari sekian banyak raja-raja di dunia?" la menjawab: "Saya ridha." Allah lalu berfirman: "Engkau dapat memperoleh yang sedemikian dan lagi yang seperti itu, lagi yang seperti itu, juga yang seperti itu pula dan seperti itu pula." Untuk kelima kalinya ia berkata: "Saya ridha ya Tuhanku." Allah berfirman pula: "Inilah untukmu dan ada sepuluh lagi yang seperti dengan ini. Untukmu juga segala sesuatu yang diinginkan oleh hatimu dan yang nyaman dipandang oleh matanya." Orang itu berkata: "Saya ridha ya Tuhanku."

Musa bertanya lagi: "Ya Tuhanku, bagaimanakah tingkat yang tertinggi bagi ahli syurga itu?" Allah berfirman: "Mereka itu adalah orang-orang yang Aku kehendaki. Aku tanamkan kekaramahan mereka dengan tangan kekuasaanKu dan Aku tutupkan atasnya -supaya tidak diketahui oleh siapapun. Karena itu, tiada mata yang pernah melihat, tiada telinga yang pernah mendengar dan tiada pernah terlintas dalam hati seseorang manusiapun."( Riwayat Muslim)


1881.Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Sesungguhnya saya niscayalah mengetahui orang dari golongan ahli neraka yang terakhir sekali keluarnya dari neraka itu dan ia pulalah orang dari golongan ahli syurga yang terakhir sekali masuknya dalam syurga. Yaitu seorang lelaki yang keluar dari neraka dengan merangkak, lalu Allah 'Azzawajalla berfirman padanya: "Pergilah - menjauhi dari neraka - dan masuklah dalam syurga." Orang itu mendatangi syurga kemudian tampak di matanya, seolah-olah syurga itu sudah penuh sesak. la kembali lalu berkata: "Ya Tuhanku, saya mendapatkan syurga itu sudah penuh sesak." Allah 'Azzawajalla berfirman lagi padanya: "Pergilah dan masuklah dalam syurga." Sekali lagi ia mendatangi syurga itu dan tampak pula dalam pandangannya, seolah-olah syurga itu sudah penuh sesak. la kembali pula lalu berkata: "Ya Tuhanku, saya mendapatkan syurga itu sudah penuh sesak." Allah 'Azzawajalla berfirman pula: "Pergilah, sesungguhnya untuk bagianmu itu adalah seperti sedunia luasnya dengan tambahan sepuluh kali lagi yang seperti itu. Jadi untukmu adalah sepuluh kali seluas dunia." Orang itu berkata: "Adakah Tuhan mengejek padaku atau menertawakan diriku, sedangkan Tuhan adalah Maha Merajai."

Ibnu Mas'ud berkata: "Sungguh-sungguh saya melihat Rasulullah s.a.w. ketawa, sehingga tampaklah gigi-gigi gerahamnya, kemudian beliau bersabda: "Yang sedemikian itu tingkat yang terendah sekali dari golongan para ahli syurga." (Muttafaq 'alaih)

1882. Dari Abu Musa r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya bagi seseorang mu'min dalam syurga itu adalah sebuah kemah yang terbuat dari mutiara yang utuh sebiji, berlobang tengah. Panjangnya ke langit - yakni ke atas tingginya - ada enampuluh mil. Bagi seseorang mu'min di dalamnya itu ada beberapa keluarga yang dikelilingi oleh orang mu'min tadi, tetapi antara yang seorang dengan yang lainnya - di kalangan keluarga atau isterinya-isterinya - tidak ada yang tahu-menahu - karena sangat luasnya atau memang dibuat sedemikian rupa oleh Allah." (Muttafaq 'alaih)

Almilu, yakni semil itu ada enamribu hasta
1883. Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya di dalam syurga itu ada sebuah pohon yang kalau dijalani oleh seseorang berkendaraan kuda pacuan yang terlatih - makanan serta kekuatan larinya dan Iain-Iain - lagi laju larinya, dalam waktu seratus tahun, tentu belum dapat menempuhnya - yakni belum lagi dapat sampai ke tempat permulaan berangkatnya." (Muttafaq 'alaih)

Dalam kedua kitab shahih yakni Bukhari dan Muslim, juga diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., sabda Nabi s.a.w.: "Seseorang yang berkendaraan di bawah naungan pohon itu kalau berjalan selama seratus tahun, belum lagi dapat menempuhnya - yakni kembali ke tempat asal berangkatnya."

1884. Dari Abu Said al-Khudri r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Sesungguhnya ahli syurga itu niscayalah dapat melihat penghuni-penghuni bilik-bilik yang ada di atas mereka, sebagaimana engkau semua melihat bintang yang cemerlang cahayanya yang berlalu di cakrawala dari arah timur ke arah barat, karena adanya kelebihan keutamaan di antara mereka itu."

Para sahabat bertanya: "Apakah itu kediaman-kediaman para Nabi yang tidak dapat dicapai oleh orang yang selain mereka itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Benar, demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaannya, tetapi juga tempatnya orang-orang yang beriman kepada Allah serta percaya benar-benar kepada Rasul-rasul." (Muttafaq 'alaih)


1885. Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Niscayalah separuh dari panah yang ada di syurga itu adalah lebih baik daripada segala sesuatu yang matahari terbit serta terbenam padanya - yakni lebih baik daripada dunia dan seisinya." (Muttafaq 'alaih)

1886. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya di dalam syurga itu ada pasarnya, yang didatangi oleh para ahli syurga pada tiap hari Jum'at, lalu meniuplah angin utara- sebagai kiasan yang penuh kenyamanan dan keberkahan -kemudian mengenai wajah-wajah dan pakaian-pakaian mereka, sehingga mereka itu menjadi bertambah bagus dan elok. Selanjutnya kembalilah mereka ke tempat keluarga mereka dalam keadaan mereka telah bertambah bagus dan elok itu. Keluarga-keluarganya itu berkata kepada mereka: "Demi Allah, sungguh-sungguh anda sekalian telah bertambah bagus dan eloknya." Mereka lalu menjawab: "Engkau semuapun, demi Allah, benar-benar telah bertambah indah dan cantiknya." (Riwayat Muslim)

1887 Dari Sahl bin Sa'ad r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya para ahli syurga itu niscayalah dapat melihat bilik-biliknya sendiri yang ada di dalam syurga itu, sebagaimana engkau semua dapat melihat bintang di langit." (Muttafaq 'alaih)


1888. Dari Sahl bin Sa'ad r.a. pula, katanya: "Saya menyaksikan
dari Nabi s.a.w. akan suatu majlis yang di situ beliau s.a.w. menerangkan sifat syurga, sehingga selesai, kemudian dalam akhir pembicaraannya beliau s.a.w. bersabda:

"Di dalam syurga itu adalah kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah ada mata yang melihatnya, tidak ada telinga yang pernah mendengarnya dan tidak pernah terlintas dalam hati seseorangpun."

Selanjutnya beliau s.a.w. membacakan ayat - yang artinya: "Lambung-lambung mereka menjauh dari tempat-tempat tidurnya -yakni orang-orang yang berbakti kepada Allah sama meninggalkan tidur," sehingga firmanNya: "Maka tiada seorangpun yang dapat mengetahui pahala yang disembunyikan untuk mereka yang berupa apa-apa yang menyenangkan mata. (as-Sajdah: 17)

(Riwayat Bukhari)
1889. Dari Abu Said bin Abu Hurairah radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Apabila para ahli syurga sudah memasuki syurga, maka berserulah seseorang penyeru: "Sesungguhnya bagimu semua adalah dapat terus hidup, maka tidaklah engkau semua akan mati untuk selama-lamanya, engkau semua akan sihat terus, maka tidaklah engkau semua akan sakit untuk selama-lamanya, engkau semua akan tetap muda, maka tidaklah engkau semua menjadi tua untuk selama-lamanya, engkau semua akan terus memperoleh kenikmatan, maka tidaklah engkau akan memperoleh kesukaran untuk selama-lamanya." (Riwayat Muslim)


1890. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya serendah-rendah tempat bagi seseorang di antara engkau semua di dalam syurga itu ialah bahwa kepadanya dikatakan: "Berharaplah untuk mendapatkan apa saja!" iapun lalu mengharapkan memperoleh ini dan itu. Kepadanya dikatakan lagi: "Adakah engkau sudah habis yang diharap-harapkan?" la berkata: "Ya, sudah." Kemudian dikatakan lagi kepadanya: "Engkau akan memperoleh apa saja yang engkau harapkan dan yang seperti itu pula besertanya - yakni dikarunia lipat dua kali yang diinginkan tadi." (Riwayat Muslim)


1891. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla berfirman kepada ahli syurga: "Hai ahli syurga." Mereka berkata: "Labbaik, ya Tuhan, wa sa'daik. Segala kebaikan ada di dalam tangan kekuasaan Tuhan." Allah berfirman: "Adakah engkau semua sudah ridha?" Mereka menjawab: "Bagaimana kita tidak akan merasa ridha, ya Tuhan kita, sedangkan Engkau telah memberikan kepada kita karunia-karunia yang tidak pernah Engkau berikan kepada seseorangpun dari makhluk Tuhan." Allah berfirman lagi: "Tidakkah engkau semua suka kalau Aku berikan yang lebih utama lagi dari yang sedemikian itu?" Mereka bertanya: "Apakah yang lebih utama dari yang sedemikian ini?" Allah kemudian berfirman: "Aku menempatkan keridhaanKu padamu semua maka Aku tidak akan bermurka padamu semua sesudah saat ini untuk selama-lamanya." (Muttafaq 'alaih)


1892. Dari Jarir bin Abdullah r.a., katanya: "Kita semua berada di sisi Rasulullah s.a.w. lalu beliau s.a.w. melihat bulan pada malam purnama - yakni tanggal empatbelas - dan bersabda:

"Engkau semua akan dapat melihat Tuhanmu semua dengan terang-terangan dapat dipandang mata, sebagaimana engkau semua melihat bulan ini. Tidak akan engkau semua mendapatkan kesukaran dalam melihatNya itu." (Muttafaq 'alaih)

Keterangan:
Tidak mendapatkan kesukaran untuk melihat Tuhan itu, misalnya untuk melihatNya haruslah berdesak-desakan atau sukar dilihatnya semacam ingin melihat bulan sabit yakni bulan tanggal satu ataupun kesukaran yang Iain-Iain.

1893. Dari Shuhaib r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau semua ahli syurga sudah memasuki syurga, lalu Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "Adakah sesuatu yang engkau semua inginkan supaya Aku dapat menambahkan kenikmatan itu padamu semua?" Mereka menjawab: "Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kita - maksudnya menjadikan wajah-wajah itu ber-cahaya? Bukankah Engkau telah memasukkan kita dalam syurga dan menyelamatkan kita dari neraka?" Kemudian tersingkaplah tabir - yang menutupi Zat Allah Ta'ala. Maka tidak ada suatu kenikmatan yang diberikan kepada para ahli syurga itu yang lebih mereka sukai daripada melihat kepada Zatnya Tuhan mereka," - yakni dapat melihat wujudnya Allah Ta'ala dengan terang-terangan dapat disaksikan oleh mata.(Riwayat Muslim)

Allah Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang baik, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka dengan sebab keimanan mereka itu, mengalirlah di bawah mereka itu beberapa sungai yaitu dalam syurga-syurga Na'im.

Seruan mereka dalam syurga itu ialah: "Maha Suci Engkau, ya Allah," sedang salam penghormatan mereka di situ ialah: "Salam" dan akhir doa mereka ialah bahwa segenap puji-pujian itu adalah bagi Allah yang menguasai alam semesta ini." (Yunus: 9-10)

Segenap puji-pujian bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepada kita sekalian untuk perkara ini - yakni penyusunan kitab Riyadhus Shalihin dan termasuk pula penerjemahannya. Kita tidak akan memperoleh petunjuk apa-apa, andaikata Allah tidak memberikan petunjuk kepada kita.

Ya Allah, berikanlah tambahan kerahmatan kepada Nabi Muhammad, yaitu hamba dan Rasul Tuhan, seorang Nabi yang ummi - tidak pandai membaca dan menulis, juga kepada keluarga Nabi Muhammad, isteri-isteri serta seluruh keturunannya, sebagaimana Tuhan telah memberikan tambahan kerahmatan kepada Nabi Ibrahim dan kepada keluarga Nabi Ibrahim.

Berikanlah pula tambahan keberkahan kepada Nabi Muhammad, yaitu seorang Nabi yang ummi dan kepada keluarga Nabi Muhammad, isteri-isteri serta seluruh keturunannya, sebagaimana Tuhan telah memberikan tambahan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan kepada keluarga Nabi Ibrahim.

Di dalam seluruh alam, sesungguhnya Tuhan adalah Maha Terpuji lagi Sempurna kemuliaannya.

Penyusun kitab Riyadhus Shalihin yakni Imam an-Nawawi r.a. berkata:

"Saya telah selesai mengerjakannya pada hari Senin tanggal empat bulan Ramadhan tahun enamratus tujuhpuluh Hijriyah di Damsyik."

TAMMAT





No comments:

Post a Comment